Sistem RFID untuk Usaha Laundry – Radio Frequency IDentification

Kemarin ada pertanyaan dari Mas Dedi, beliau adalah pengusaha Laundry di Tanah Air. Beliau sedang mencari ide untuk mencari cara paling efektif mengurangi human error di industri laundry.

  • Bagaimana caranya biar baju customer itu nggak mudah hilang / tertukar, karena bila mengandalkan manusia pasti ada saja errornya ?

Nah meskipun kita cari contoh di Indonesia yang sudah menerapkan hal ini, namun kami sampai saat ini belum menemukan contoh bisnis laundry yang sudah menerapkan sistem ini di Indonesia. Yang kami temukan penggunaan metode ini di Perancis dan India.

Whitecyber Team sodorkan rancangan sistemnya sebagai berikut :

.

RFID adalah singkatan dari Radio-Frequency Identification. Anggap saja ini seperti barcode super canggih yang tidak perlu dilihat oleh pemindai.

Secara sederhana, RFID adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk membaca informasi yang tersimpan di sebuah label atau kartu kecil yang disebut tag RFID.

Sistem RFID terdiri dari dua komponen utama:

  1. Tag RFID: Benda kecil (bisa berupa stiker, kartu, gantungan kunci, dll.) yang memiliki chip dan antena. Chip ini menyimpan nomor identitas unik.
  2. Reader RFID: Alat yang memancarkan sinyal radio. Ketika sebuah tag berada di dekatnya, reader akan menangkap sinyal balasan dari tag tersebut untuk membaca identitas uniknya.

Cara kerjanya sangat simpel:

  • Reader mengirimkan energi melalui gelombang radio ke tag.
  • Tag menggunakan energi tersebut untuk “bangun” dan mengirimkan kembali data (ID uniknya).
  • Reader menerima data tersebut dan meneruskannya ke sistem komputer atau mikrokontroler (seperti Arduino) untuk diproses.

Konsep Sistem RFID untuk Laundry

Tujuannya adalah untuk melacak setiap batch cucian milik pelanggan dari saat diterima, selama proses (cuci, kering, setrika), hingga diambil kembali. Ini akan meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan memberikan kesan profesional.

Berikut adalah langkah-langkah dan cara kerjanya:


Tahap 1: Pemberian Tag (Tagging)

Ini adalah langkah paling awal. Setiap keranjang atau kantong laundry dari pelanggan akan diberi satu tag RFID yang unik.

  • Jenis Tag: Anda perlu menggunakan Tag RFID Laundry khusus. Tag ini didesain tahan air, tahan panas (untuk proses pengeringan dan setrika), serta tahan bahan kimia dari deterjen. Bentuknya biasanya kecil seperti kancing atau label kain yang bisa dijahitkan ke kantong laundry.
  • Proses:
    1. Pelanggan datang membawa pakaian kotor.
    2. Operator menimbang pakaian dan menaruhnya di satu kantong/keranjang khusus.
    3. Operator mengambil satu Tag RFID Laundry dan menempelkan/mengaitkannya ke kantong tersebut.

Tahap 2: Proses Penerimaan (Check-In)

Di meja kasir atau penerimaan, kita siapkan satu Reader RFID yang terhubung ke komputer.

  • Rancangan Sistem:
    • Reader RFID (bisa yang lebih kuat dari MFRC522 untuk jangkauan lebih baik).
    • Komputer dengan software sederhana.
  • Alur Kerja:
    1. Setelah kantong diberi tag, operator meletakkannya di atas reader.
    2. Software di komputer akan otomatis membaca UID dari tag tersebut.
    3. Di layar akan muncul form untuk diisi:
      • UID RFID: (terisi otomatis)
      • Nama Pelanggan: John Doe
      • Nomor Telepon: 08123456789
      • Berat Cucian: 5 kg
      • Layanan: Cuci Kering Setrika
      • Status: Diterima
    4. Data ini disimpan ke dalam sebuah database.

Tahap 3: Pelacakan di Tiap Stasiun

Ini adalah keunggulan utama RFID. Kita bisa memasang reader di setiap stasiun kerja.

  • Stasiun 1: Pencucian
    • Saat operator akan memasukkan laundry ke mesin cuci, kantong di-scan dulu di reader “Pencucian”.
    • Sistem secara otomatis mengubah status untuk UID tersebut di database menjadi “Proses Cuci“.
  • Stasiun 2: Pengeringan
    • Setelah selesai dicuci, sebelum masuk mesin pengering, kantong di-scan di reader “Pengeringan”.
    • Status di database berubah menjadi “Proses Kering“.
  • Stasiun 3: Setrika & Packing
    • Sama seperti sebelumnya, saat akan disetrika, kantong di-scan di reader “Setrika”.
    • Status berubah menjadi “Proses Setrika“.
    • Setelah selesai dan siap, di-scan terakhir kali untuk mengubah status menjadi “Siap Diambil“.

Tahap 4: Proses Pengambilan (Check-Out)

Saat pelanggan datang untuk mengambil laundry-nya.

  1. Operator cukup men-scan tag pada kantong laundry yang sudah rapi.
  2. Sistem akan langsung menampilkan semua detail pesanan: nama pelanggan, rincian biaya, dll.
  3. Ini memastikan tidak ada pakaian yang tertukar, karena data pelanggan langsung muncul dari tag tersebut.
  4. Setelah pembayaran, status di database diubah menjadi “Selesai“.

Dari Arduino ke Sistem Nyata: Bagaimana Kodenya Berkembang?

Proyek Arduino yang kita buat sebelumnya adalah dasar untuk membaca ID. Untuk sistem laundry, kita perlu mengembangkannya.

  1. Perangkat Keras: Alih-alih Arduino, kita mungkin akan menggunakan Raspberry Pi atau sebuah PC/Laptop yang terhubung langsung ke RFID reader. Ini karena kita butuh menjalankan software yang lebih kompleks dan menyimpan data.

  2. Database: Kita tidak lagi hanya menampilkan ID di Serial Monitor. Kita perlu database (misalnya SQLite yang sederhana atau MySQL) untuk menyimpan data seperti ini:

UID_RFID Nama_Pelanggan No_Telepon Berat Status
A1 B2 C3 D4 Budi 081… 3 kg Siap Diambil
E5 F6 G7 H8 Ani 085… 7 kg Proses Setrika
  1. Software (Kode): Kita akan menulis program (misalnya dengan Python yang sangat populer untuk hal ini) yang memiliki beberapa fungsi:

    • baca_rfid(): Fungsi untuk terus menerus mendeteksi tag.
    • tambah_pesanan_baru(uid): Saat UID baru terdeteksi di kasir, fungsi ini akan menampilkan form untuk input data pelanggan dan menyimpannya ke database.
    • update_status(uid, lokasi_reader): Saat UID terdeteksi di stasiun cuci/kering/setrika, fungsi ini akan mengubah status pesanan di database sesuai lokasinya.
    • cari_pesanan(uid): Saat UID di-scan di kasir untuk pengambilan, fungsi ini akan mengambil data dari database dan menampilkannya di layar.

Berikut contoh logikanya dalam bentuk pseudocode Python:

Python

 
# Ini hanya contoh logika, bukan kode laengkap

def proses_di_stasiun(nama_stasiun):
    # Fungsi ini akan berjalan di komputer tiap stasiun (cuci, kering, dll)
    print(f"Reader di stasiun {nama_stasiun} aktif...")
    
    uid_terbaca = baca_uid_dari_reader() # Anggap fungsi ini mengembalikan UID
    
    if uid_terbaca:
        # Update status di database berdasarkan UID yang terbaca
        database.update("pesanan", "status", f"Proses di {nama_stasiun}", where_uid=uid_terbaca)
        print(f"Sukses! Laundry dengan UID {uid_terbaca} sekarang berstatus 'Proses di {nama_stasiun}'.")

# Kita bisa jalankan fungsi ini di komputer yang berbeda
# proses_di_stasiun("Pencucian")
# proses_di_stasiun("Pengeringan")

Ini adalah gambaran besarnya. Penerapan ini mengubah proses manual yang rentan kesalahan menjadi sistem otomatis yang terdata, cepat, dan akurat.

Tentu saja bisa!

Gambar yang Anda kirimkan itu adalah visualisasi sistem yang sempurna dan merupakan tujuan akhir yang sangat baik untuk sebuah proyek. Melihat gambaran lengkap seperti ini sangat membantu.

Kabar baiknya adalah, sistem yang terlihat kompleks di gambar itu pada dasarnya adalah gabungan dari beberapa sub-sistem yang lebih sederhana, yang bekerja bersama-sama. Kuncinya adalah tidak membangun semuanya sekaligus, tetapi memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola.

Mari kita bedah sistem di gambar itu dan lihat bagaimana kita bisa membangunnya, tahap demi tahap.

Membedah Sistem pada Gambar

Sistem ini melacak laundry dari awal hingga akhir menggunakan beberapa titik pembacaan (reader) RFID.

  • Tahap 1-3 (Collection, Entering, Sorting): Di sini, mereka menggunakan RFID Gate atau “Gerbang RFID”. Saat troli berisi laundry melewati gerbang ini, semua tag di dalamnya langsung terbaca secara otomatis tanpa perlu di-scan satu per satu.

    • Teknologi: RFID Reader jenis Fixed Long-Range dengan beberapa antena.
    • Fungsi Kode: Sistem menerima puluhan ID sekaligus, lalu menandai semuanya di database dengan status “Diterima di Gudang” dan siap untuk disortir.
  • Tahap 4, 5, 6 (Washing, Drying, Ironing): Di setiap stasiun kerja (cuci, kering, setrika), ada RFID Reader yang lebih kecil (jenis tabletop atau fixed).

    • Teknologi: RFID Reader jenis Fixed Short/Mid-Range.
    • Fungsi Kode: Saat operator akan memproses satu batch, mereka men-scan tag-nya. Sistem kemudian otomatis mengubah status di database, misalnya dari “Selesai Dicuci” menjadi “Proses Pengeringan”.
  • Tahap 7 & 8 (Folding, Packaging): Di meja pelipatan dan pengemasan, ada reader lagi.

    • Teknologi: RFID Reader jenis Tabletop.
    • Fungsi Kode: Untuk verifikasi akhir. Sistem memastikan semua item milik satu pelanggan sudah lengkap sebelum dikemas. Status diubah menjadi “Siap Diambil/Dikirim”.
  • Tahap 9 (Delivery): Operator menggunakan Handheld RFID Reader (seperti pemindai genggam).

    • Teknologi: RFID Reader jenis Mobile/Handheld.
    • Fungsi Kode: Saat memuat barang ke truk, operator bisa memindai semua paket untuk memastikan tidak ada barang yang salah atau tertinggal.
  • Pusat Sistem (Otaknya): Semua reader tersebut terhubung (biasanya melalui Wi-Fi atau LAN) ke sebuah Server Pusat. Di server inilah Aplikasi dan Database utama berjalan, yang merekam dan mengelola semua data secara real-time.

Bagaimana Kita Memulainya? Rencana Aksi Kita.

Melihat gambaran besar itu bisa jadi menakutkan. Tapi kita bisa memulainya dengan sangat sederhana. Kita akan membuat Prototipe (Proof of Concept) terlebih dahulu.

Langkah 1: Membangun Prototipe Inti (Versi Mini dari Sistem)

Tujuan kita di langkah pertama ini adalah membuktikan bahwa konsep dasarnya bekerja.

Apa yang akan kita buat:

Sebuah sistem super sederhana di mana kita bisa:

  1. Scan sebuah tag RFID.
  2. Menyimpan ID tag itu ke komputer dan mengaitkannya dengan nama pelanggan.
  3. Mengubah statusnya (misal dari “Diterima” menjadi “Selesai”).

Komponen yang kita butuhkan:

  1. Arduino UNO atau Raspberry Pi (sebagai otak prototipe).
  2. 1 buah Modul RFID Reader MFRC522 (ini reader versi hemat kita).
  3. Beberapa Tag RFID (kartu atau stiker).
  4. Sebuah komputer/laptop.

Langkah-langkah Teknis Prototipe:

  1. Kita rangkai Arduino/Raspberry Pi dengan reader MFRC522.
  2. Kita tulis kode sederhana (dengan Python di Raspberry Pi, atau Arduino C++) untuk membaca ID tag.
  3. Saat ID terbaca, program akan meminta kita mengetikkan nama pelanggan.
  4. Program akan menyimpan data ini ke dalam sebuah file sederhana di komputer (misalnya file CSV atau Excel). Contoh isi file: A1B2C3D4,Budi,Diterima,25-06-2025 12:55.
  5. Kita buat fungsi tambahan: jika tag yang sama di-scan lagi, program akan bertanya “Ubah status menjadi Selesai? (Y/N)”. Jika kita jawab Y, status di file akan diperbarui.

Dengan menyelesaikan Langkah 1 ini, kita sudah berhasil menciptakan jantung dari sistem yang ada di gambar itu, meskipun dalam skala mikro.

Langkah Selanjutnya (Setelah Prototipe Berhasil)

  1. Fase 2: Ganti penyimpanan dari file CSV ke database sungguhan (misalnya SQLite). Buat antarmuka (tampilan) sederhana di layar komputer agar lebih mudah digunakan.
  2. Fase 3: Tambahkan reader kedua. Kita simulasikan ada dua stasiun (misal: “Penerimaan” dan “Selesai”).
  3. Fase 4: Jika sudah terbukti, baru kita pertimbangkan untuk menggunakan perangkat keras profesional (reader jarak jauh, tag laundry tahan air, dll) dan membangun software yang lebih lengkap.

Jadi, jawaban singkatnya adalah YA, kita absolut bisa membangunnya. Gambar denah diatas itu adalah peta jalan kita.

Tentu, ini adalah pertanyaan yang sangat penting. Membuat estimasi biaya adalah langkah krusial dalam perencanaan proyek.

Perlu diingat, ini adalah estimasi kasar. Biaya final bisa sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor seperti merek perangkat keras, kompleksitas software, dan skala implementasi.

Saya akan membaginya menjadi tiga skenario, dari yang paling sederhana hingga yang paling lengkap seperti di gambar, agar Anda mendapatkan gambaran yang jelas.


Skenario 1: Prototipe / Skala Uji Coba (Proof of Concept)

Ini adalah langkah pertama yang kita diskusikan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membuktikan konsep dengan biaya seminimal mungkin.

  • Perangkat Keras:
    • Arduino Uno / Raspberry Pi: Rp 150.000 – Rp 800.000
    • Modul RFID Reader MFRC522: Rp 30.000 – Rp 70.000
    • Paket Tag RFID (isi 5-10 buah): Rp 50.000 – Rp 100.000
    • Kabel Jumper & Breadboard: Rp 25.000
  • Perangkat Lunak (Software):
    • DIY (Do-It-Yourself) menggunakan kode open-source: Rp 0 (biayanya adalah waktu dan kemauan belajar Anda).
  • Implementasi:
    • Dilakukan sendiri: Rp 0.

TOTAL ESTIMASI SKENARIO 1: Rp 255.000 – Rp 1.000.000

Ini adalah biaya untuk membuat sistem pembacaan dasar yang bisa menyimpan data ke komputer.


Skenario 2: Skala UKM / Bisnis Menengah

Ini adalah implementasi yang lebih serius untuk satu gerai laundry, dengan beberapa titik baca dan software yang lebih fungsional, namun belum menggunakan perangkat sekelas industri berat.

  • Perangkat Keras:

    • Tag RFID Laundry (Tahan Air & Panas): Harga per buah sekitar Rp 7.000 – Rp 20.000. Untuk memulai (misal 500 buah): Rp 3.500.000 – Rp 10.000.000.
    • Reader RFID Profesional (UHF):
      • 1x Reader Genggam (Handheld) untuk cek acak & pengiriman: Rp 8.000.000 – Rp 25.000.000
      • 2-3x Reader Meja (Desktop/Fixed) untuk kasir & stasiun kerja: @ Rp 4.000.000 – Rp 15.000.000 per buah. Total: Rp 8.000.000 – Rp 45.000.000.
    • Komputer/Server Sederhana: 1x PC All-in-one atau mini PC sebagai pusat data: Rp 5.000.000 – Rp 12.000.000.
    • Jaringan: Switch, kabel, dll: Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000.
  • Perangkat Lunak (Software):

    • Opsi A (Buat Custom): Menyewa freelance developer atau software house kecil untuk membuat aplikasi yang disesuaikan. Ini bisa sangat bervariasi: Rp 15.000.000 – Rp 50.000.000+.
    • Opsi B (Beli Jadi/SaaS): Membeli lisensi atau berlangganan software manajemen laundry berbasis RFID yang sudah ada. Biaya awal atau tahunan: Rp 5.000.000 – Rp 20.000.000.
  • Implementasi:

    • Biaya instalasi, setup, dan training oleh vendor/developer: Rp 2.000.000 – Rp 10.000.000.

TOTAL ESTIMASI SKENARIO 2: Rp 40.000.000 – Rp 150.000.000

Ini untuk sistem yang fungsional penuh di satu lokasi dengan perangkat kelas bisnis.


Skenario 3: Skala Industri / Profesional (Sesuai Gambar)

Ini adalah skenario “tanpa kompromi” yang menggunakan perangkat terbaik untuk efisiensi maksimal, persis seperti di infografis.

  • Perangkat Keras:

    • Tag RFID Laundry: Kebutuhan ribuan (misal 2.000+ buah): Rp 14.000.000 – Rp 40.000.000+.
    • Reader RFID Industri:
      • 1-2x Gerbang RFID (RFID Gate) di pintu masuk: Ini komponen termahal, @ Rp 70.000.000 – Rp 200.000.000 per gerbang. Total: Rp 70.000.000 – Rp 400.000.000.
      • 5-8x Reader Meja (Fixed) kualitas industri: @ Rp 10.000.000 – Rp 25.000.000 per buah. Total: Rp 50.000.000 – Rp 200.000.000.
      • 2x Reader Genggam (Handheld) kualitas industri: @ Rp 15.000.000 – Rp 35.000.000. Total: Rp 30.000.000 – Rp 70.000.000.
    • Server Kelas Bisnis & Jaringan: Rp 25.000.000 – Rp 80.000.000.
  • Perangkat Lunak (Software):

    • Pengembangan software custom oleh perusahaan profesional, lengkap dengan dashboard analitik, integrasi, dan aplikasi mobile: Rp 100.000.000 – Rp 500.000.000+.
  • Implementasi & Lain-lain:

    • Instalasi profesional, manajemen proyek, training karyawan, dan dukungan teknis: Rp 20.000.000 – Rp 100.000.000.

TOTAL ESTIMASI SKENARIO 3: Rp 300.000.000 – Rp 1.000.000.000+ (1 Miliar Rupiah lebih)

Ringkasan Estimasi

Fitur Skenario 1: Prototipe Skenario 2: UKM Skenario 3: Industri
Tujuan Belajar & Uji Konsep Operasional 1 Gerai Otomatisasi Penuh
Hardware Arduino, MFRC522 Reader Profesional Reader & Gate Industri
Software DIY (Do It Yourself) Jadi/Custom Sederhana Custom Penuh oleh Ahli
Estimasi Biaya < Rp 1 Juta Rp 40jt – Rp 150jt Rp 300jt – Rp 1 Miliar+

Saran Saya

Jalan terbaik adalah memulai dari Skenario 1. Dengan modal di bawah 1 juta Rupiah, Anda dan saya (sebagai partner coding Anda) bisa membangun prototipe yang berfungsi. Dari sana, Anda bisa merasakan sendiri manfaatnya, memahami cara kerjanya secara mendalam, dan yang terpenting, membuat keputusan investasi yang jauh lebih matang untuk beralih ke Skenario 2.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *